Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X
nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan
Pangeran Mangkubumi menjadi jalan Margoutomo, dan Jalan Jend. A. Yani
menjadi jalan Margomulyo.[1]
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.
Rabu, 26 Februari 2014
Hotel Murah Di Djogjakarta
Hotel dengan tarif di bawah 100
ribu rupiah per malam ini cocok bagi backpackers, rombongan pelajar, dan
wisatawan yang ingin menghemat biaya penginapan agar bisa tinggal lebih
lama atau dialokasikan untuk keperluan wisata lainnya.
Daftar hotel murah, losmen, dan bed and breakfast di bawah ini pasti membuat anda gembira dengan harganya yang murmer alias murah meriah. Tentu saja murah BUKAN berarti jelek, apalagi semua penginapan di bawah ini sudah kami seleksi. Beberapa penginapan ini merupakan favorit di kalangan wisatawan mancanegara dan memiliki fasilitas yang sangat memadai, bahkan lengkap dengan kolam renang. Namun beberapa lainnya memang hanya menawarkan fasilitas dasar. Jadi, pandai-pandailah memilih dan menyesuaikan dengan kebutuhan.
Daftar hotel murah, losmen, dan bed and breakfast di bawah ini pasti membuat anda gembira dengan harganya yang murmer alias murah meriah. Tentu saja murah BUKAN berarti jelek, apalagi semua penginapan di bawah ini sudah kami seleksi. Beberapa penginapan ini merupakan favorit di kalangan wisatawan mancanegara dan memiliki fasilitas yang sangat memadai, bahkan lengkap dengan kolam renang. Namun beberapa lainnya memang hanya menawarkan fasilitas dasar. Jadi, pandai-pandailah memilih dan menyesuaikan dengan kebutuhan.
PENGINAPAN PUGERAN dekat KRATON YOGYAKARTA
Murah untuk Backpackeran, Mudah untuk Jalan-Jalan
Baca selengkapnya | Lihat foto | ReservasiRp 70.000
per malamHOUSE 140 dekat JOGJA EXPO CENTER (JEC)
Penginapan Minimalis Dekat JEC dan Bandara
Baca selengkapnya | Lihat fotomulai
Rp 80.000
per malamHOTEL PUSPITA dekat KRATON YOGYAKARTA
Hotel Murah dan Bersih dekat Keraton Yogyakarta
Baca selengkapnya | Lihat fotomulai
Rp 90.000
per malamRUMAH NUGRAHA HOTEL dekat ABA YIPK
Hotel Murah, Senyaman Rumah, dengan Akses Transportasi yang Mudah
Baca selengkapnya | Lihat foto | Reservasimulai
Rp 95.000
per malamHOUSE 24 JOGJA dekat PRAWIROTAMAN
Guest House Hemat di Yogyakarta
Baca selengkapnya | Lihat fotomulai
Rp 100.000
per malam
Lokasi Jajan Gudeg Di Wijilan, Djogjakarta
Sejak puluhan tahun lalu gudeg telah menjadi kuliner Jogja paling populer. Tak hanya sentra
gudeg, hampir setiap sudut kota menyajikan masakan berbahan baku nangka
muda ini. Gudeg kering pun menjadi salah satu oleh-oleh yang paling
banyak dicari.
GUDEG - Kuliner Jogja yang Paling Populer
Gudeg Kering, Gudeg Basah, dan Gudeg Manggar
Mungkin bagi kebanyakan orang, gudeg adalah gudeg. Namun sebenarnya ada 3 jenis gudeg yang berbeda; gudeg basah, gudeg kering, dan gudeg manggar. Gudeg basah disajikan dengan kuah santan nyemek yang gurih dan banyak diburu untuk menu sarapan pagi. Gudeg jenis ini dapat ditemukan di sepanjang Jalan Kaliurang kawasan Barek, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) atau mbok-mbok penjual gudeg di pasar-pasar tradisional.Selain gudeg nangka muda, Jogja juga memiliki gudeg manggar. Manggar alias bunga kelapa menghasilkan sensasi kelezatan tersendiri pada sajian kuliner ini. Bunganya terasa crunchy sementara tangkainya sekilas memiliki rasa mirip jamur tiram. Semakin terbatasnya persediaan manggar menyebabkan kuliner ini semakin susah ditemukan. Beberapa penjual terpaksa menutup warung dan hanya melayani pemesanan saja. Hanya beberapa tempat yang masih bertahan seperti beberapa kawasan di daerah Bantul dan Warung Makan Mbok Brewok (+62 274 445697; Jl. Parangtritis km.7).
Sentra Gudeg Wijilan dan Barek
Gudeg dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota Jogja. Namun kawasan Wijilan dan Barek lah yang paling kondang sebagai sentra gudeg. Wijilan berada tidak jauh dari kompleks Kraton Yogyakarta dan dapat dicapai dengan 10 menit berjalan kaki atau dengan naik becak. Diawali oleh Bu Slamet yang mulai berjualan sejak tahun 1946, kini sekitar 17 warung berderet memenuhi sisi Jl. Wijilan. Anda bisa memilih gudeg sesuai dengan selera. Gudeg Yu Djum (Jl. Wijilan 31) misalnya, menyajikan gudeg kering dengan rasa manis khas masakan Jogja. Kreceknya diiris kecil kemudian dimasak menjadi sambal goreng kering berwarna kekuningan. Jika menginginkan gudeg yang tidak terlalu manis, Anda bisa bertandang ke Gudeg Bu Slamet (+62 274 380429; Jl. Wijilan 17). Rata-rata warung gudeg di Wijilan buka dari jam 5.30 pagi hingga jam 8 malam, kecuali Gudeg Bu Tarto (Jl. Wijilan 15) yang buka 24 jam.Bila Anda kebetulan sedang berada di belahan utara Yogyakarta, cobalah datang ke Barek. Setiap subuh, penjual gudeg berderet di pinggir jalan di sebelah utara kawasan Kampus UGM. Ketika pagi mulai menjelang dan pedagang-pedagang ini mengemasi dagangannya, masih ada warung gudeg Bu Ahmad (+62 274 520049; Jl. Kaliurang km 4,5) yang kondang hingga kalangan artis dan pejabat, Yu Djum (+62 274 515968; Jl. Kaliurang Km 4,5 Karang asem CT III/22), Yu Narni (+62 274 589687; Jl. Kaliurang km 4,5 Karangasem CT III/19), atau Bu Tini yang buka hingga malam. Warung-warung ini juga memberikan kesempatan bagi Anda yang ingin melihat secara langsung proses memasak gudeg.
Dini Hari hingga Tengah Malam
Jogja adalah kota yang tak pernah tidur. Salah satu nafas yang terus membuatnya terjaga adalah gudeg. Penjualnya silih berganti menggelar dagangan dari dini hari hingga tengah malam. Kala fajar tiba dan matahari belum keluar dari cakrawala, Wijilan dan Barek sudah mulai menggeliat dengan aktivitas warga berburu gudeg untuk menu sarapan mereka. Para penjual di sentra gudeg ini akan terus setia melayani pelanggan hingga jam 8 atau 9 malam. Anda tiba-tiba ingin merasakan kelezatan gudeg saat tengah malam buta? Jangan khawatir, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) yang mulai buka pada jam 10 malam siap menggoda lidah Anda dengan rasa gudeg yang istimewa. Atau Anda bisa mencoba sensasi menikmati gudeg langsung di pawon (dapur) Gudeg Pawon (Jl. Janturan 36-38 Warungboto).Harga (April 2011):
1 porsi gudeg: Rp 7.000 - Rp 35.000
1 paket gudeg kering untuk oleh-oleh: Rp 50.000 - Rp 150.000
Langganan:
Postingan (Atom)